Amalkan Perkara Ini, InsyaAllah Akan Bersama Nabi Muhammad SAW di Syurga
Mutaba’ah (mengikuti) & Taat Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para nabi, para siddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang solih dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. Al-Nisa’: 69)
Disebutkan dalam Al-Mu’jam al-Kabir milik Al-Thabrani, dari Ibnu Abas radhiyallahu ‘anhuma: ada seseorang datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata: Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintaimu sehingga aku ingin menyampaikan kepadamu jika aku datang dan tidak melihatmu maka aku merasa nyawaku keluar. Aku juga sampaikan kalaulah aku masuk syurga dan berada di bawah tempatmu maka hal itu sangat menye dihkan buatku. Aku ingin satu tingkat bersama dirimu. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak menjawab sedikitpun sehingga Allah ‘Azza Wa Jalla menurunkan ayat di atas. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanggilnya dan membacakan ayat tersebut kepadanya.
2. Menci ntai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Disebutkan dalam Shahihain, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, berkata: Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang hari kia mat dan berkata, “Bilakah hari kiamat tiba?”, baginda menjawab, “Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya ?” Ia menjawab, “Tidak ada, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Maka Rasulullah bersabda, “Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cin tai.”
Anas bin Malik berkata: “Kami tidak pernah merasa gembira seperti kegembiraan kami dengan ucapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cin tai (di akh irat kelak).”
Kemudian Anas berkata: “Sungguh saya mencintai Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Abu Bakar dan Umar dan berharap agar saya boleh bersama mereka (di akh irat kelak) disebabkan cintaku terhadap mereka, walaupun saya tidak beramal seperti amalan mereka .” (HR. Bukhari)
Tetapi pecinta sejati yang akan mendapatkan kemuliaan ini adalah yang menempuh jalan orang yang dicintainya, mengikuti langkah-langkahnya, berada di atas manhajnya, dan mengambil petunjuknya. Ingat, Y4hvdi dan Nas rani mengaku mencintai para nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat menemani mereka di akh irat disebabkan mereka menyalahi petunjuk para nabinya.
Kita lihat Abu Thalib sangat mencintai anak saudaranya namun tidak boleh membersamanya di akhirat kerana ia tidak mengikuti Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam keimanan dan petunjuk. Siapa yang ingin bersama orang yang dicintainya ia harus menempuh jalan orang tersebut.
Ingat, Y4hvdi dan Nasrani mengaku mencintai para nabi mereka tetapi tidak mendapatkan nikmat menemani mereka di akhirat disebabkan mereka menyalahi petunjuk para nabinya.
3. Memperbanyak Solat Sunat
Disebutkan dalam Shahih Muslim, Rabi’ah bin Ka’ab Al Aslami radhiyallahu ‘anhu bercerita bahawa dia pernah bermalam bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian ia meyiapkan air wuduk dan keperluannya. Baginda lalu bersabda kepadaku, “Mintalah sesuatu kepadaku”, saya berkata, “Saya meminta agar saya boleh bersamamu di syurga.” Baginda menjawab, “Adakah permintaan selain itu”, saya berkata, “hanya itu.” Baginda lalu bersabda, “Maka bantulah aku atas dirimu (untuk memohon kepada Allah agar memenuhi permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (solat)”.” (HR. Muslim)
Dari hadits ini, Ibnul Qayyim mengatakan, “apabila kamu ingin mengetahui tingkatan semangat, maka lihatlah kepada semangatnya Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, di mana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda kepadanya, “Mintalah sesuatu kepadaku”, lalu ia berkata, “Saya meminta agar saya boleh menemanimu di syurga,” sementara orang selainnya meminta sesuatu yang memenuhi pe rutnya atau menutupi ku litnya.” (Madarij al-Saalikin: 3/147)
Hadits ini juga menjadi dalil bahwa membersamai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di akhirat kelak tidak diperoleh hanya dengan berangan-angan semata, harus dibuktikan dengan amal nyata.
4. Berakhlak Mulia
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
“Sesungguhnya orang yang paling saya cintai dan paling dekat majlisnya denganku di antara kalian hari kia mat kelak (di syurga) adalah yang paling baik akhlaknya…”. (HR. Al-Tirmidzi dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
5. Memperbanyak Membaca Selawat
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ القِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
“Manusia yang paling utama (dekat) denganku hari kia mat kelak adalah yang paling banyak berselawat atasku.” (HR. Al-Tirmidzi, dan disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)
Al-Munawi rahimahullah menjelaskan makna hadits di atas, yaitu orang yang paling dekat kepadaku (Rasulullah) dan paling dimuliakan dengan syafa’atku serta paling berhak terhadap lim pahan kebaikan-kebaikan dan dihindarkan dari kebvrukan-kebvrukan pada hari kia mat. (Lihat: Faidhul Qadir Syarh al-Jami’ al-Shaghir: 2/560)
6. Mera wat, Menyantuni & Membantu Anak Ya tim
Berbuat baik kepada a nak-anak ya tim termasuk sebab keberuntungan di akhirat dengan mendapatkan syurga tertinggi. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا
“Saya dan orang yang mera wat an ak ya tim di syurga kelak seperti ini,” seraya baginda mengisyaratkan jari tengah dan telunjuknya lalu merenggangkan keduanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Imam al-Nawawi menjelaskan makna Kaafil al-Yatim: orang yang mengurusi keperluannya. (Riyadhus shalihin. Bab: Mulathafah al-Yatim)
Ibnu Baththal rahimahullah –disebutkan dalam Fathul Baari- berkata: “wajib bagi siapa yang mendengar hadits ini untuk mengamalkannya, supaya ia boleh menemani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di syurga, dan tidak ada kedudukan di akhirat yang lebih utama darinya.”
7. Mendidik Anak-anak Wanita Agar Menjadi Mukminah Solehah
Imam Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab al-Mufrad, dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, baginda bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تدركَا، دَخَلْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ
“Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka saya akan masuk syurga bersamanya di syurga kelak seperti ini”, baginda mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.” (Imam Muslim juga meriwayatkan serupa dalam Shahihnya
Dalam Mushannaf Ibnu abi Syaibah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Siapa yang mempunyai dua orang saudari atau dua orang puteri lalu ia berbuat baik kepada keduanya selama mereka bersama dirinya maka saya dan dia di syurga seperti ini,” baginda mendekatkan kedua jarinya.
8. Memperbanyak Do’a
Yakni doa agar didekatkan dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menemani baginda di akhirat. Dalil umumnya adalah apa yang diminta Rabi’ah kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar baginda mendoakannya untuk menemaninya di syurga. Juga doa yang dipanjatkan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ، وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ، وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ
“Ya Allah saya meminta kepada-Mu keimanan yang tidak akan berubah dengan kemurtadan, kenikmatan yang tiada putus, dan (aku memohon kepada-Mu) agar menjadi pendamping Muhammad shallallahu’alaihi wasallam di derajat tertinggi dari syurga yang kekal.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih. Syaikh Al-Albani menyatakan isnadnya hasan). [Baca: Doa Menemani Rasulullah di Syurga]
Doa ini bagian tawakkal hamba dalam mengusahakan sebab-sebab supaya bole bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di syurga. Wallahu Ta’ala A’lam.
Sumber : Ustaz Abu Basyer via kifarah media